Jumat, 17 Juli 2009

HAMA TANAMAN PISANG

Ulat Penggulung Daun Pisang ( Erionata thrax L )

Gejala:

  • Ulat masih muda memotong daun mulai dari tepi secara miring, lalu digulung sehingga membentuk tabung kecil.
  • Ulat memakan daun di dalam gulungan, apabila daun didalam gulungan habis maka ulat akan pindah dan membentuk gulungan daun yang lebih besar
  • Pada tingkat serangan tinggi, daun habis dan tinggal pelepah yang penuh dfengan gulungan.

Komponen Pengendalian:

Mekanis: Daun yang tergulung diambil dan ulat yang didalamnya dimusnahkan.

Biologi : Pemanfaatan predator : burung gagak , kutilang

  1. Penggerek Batang Pisang ( Cosmopolites sordidus Germ )

Gejala:

  • Tanaman muda (anakan) akan terlihat layu dan akhirnya mati, sedang tanaman yang lebih tua (besar) akan terhambat pertumbuhannya dan akhirnya mudah roboh bila terkena angin.
  • Serangan biasanya dilanjutkan dengan serangan sekunder oleh cendawan atau bakteri, sehingga akan mempercepat kematian tanaman pisang.

Komponen Pengendalian:

Mekanis : Menangkap kumbang yang ada pada potongan batang kemudian dimusnahkan.

Teknis : Penanaman bibit sehat. Bonggol bibit dibersihkan dari hama dan penyakit dengan cara direndam dalam insektisida selama beberapa menit

Biologi : Pemanfaatan jenis kumbang Plaesius javanus Er.Cendawan Metarrhizium. Sanitasi/Tanaman yang terserang dipotong-potong termasuk

Eradikasi: bonggolnya dan dikubur didalam tanah.

Kimiawi: Menaburkan insektisida butiran disekitar pangkal batang dan ditutup dengan tanah

  1. Ngengat Kudis Pisang ( Nicoleia octasema Meyr.)

Gejala:

  • Serangan larva pada buah muda dapat menimbulkan gejala kudis pada kulit buah.
  • Larva juga dapat memakan bunga, sehingga bunga rusak dan gugur.


Tanaman Inang : Tanaman Pandan

Komponen Pengendalian:

Mekanis : Pengerodongan bunga pisang dengan kantong plastik berwarna biru dan berlubang-lubang.

Biologi : Parasitoid Cotesia (Apanteles) sp.

Trip Buah Pisang ( Chaetanaphotrips signipennis))

Gejala:

  • Kulit buah pisang rusak menjadi bintik-bintik coklat kemerahan dank eras
  • Menyerang bunga dan buah muda sehingga luka yang diakibatkannya meninggalkan bekas pada kulit buah yang telah tua.

Komponen Pengendalian:

Teknis : Pembungkusan tandan buah dengan kantong plastic polyetilen berwarna biru,

Kimia : Penggunaan insektisida kontak seperti Kelthane, Elsan 60 EC, Mikarb 50 WP

Kamis, 16 Juli 2009

MENANAM MELON

MELON

PERSIAPAN MEDIA TANAM & PENANAMAN BIBIT

· Media tanah, pasir/arang sekam, pupuk kandang perbandingan 1 : 1 : 1 tambah NPK (PONSKA) sebanyak 2-3 gram dan karbofuran (furadan) 2 gram. Dicampur merata

· Bibit dikeluarkan dari polibeg kecil dengan cara disobek plastiknya agar tanah menempel dengan akarnya tidak lepas

· Bibit dimasukkan ke dalam polibag besar yang sebelumnya sudah dilubangi dan tutup lubang dengan tanah lalu ditekan-tekan supaya media agak padat, kemudian siram dengan air secukupnya.

· Setelah penanaman selesai, ajir (bisa dengan bilah bambu/tali) dipasang dan ikat tanaman dengan rafia agak longgar supaya tidak menghambat perkembangan batang.

PERAWATAN

  1. PEMUPUKAN

· Pemberian pupuk dilakukan seminggu sekali dimulai dari setu minggu setelah tanam.

· Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK (PONSKA) sebanyak 1 sendok teh penuh dan dilakukan seminggu berikutnya dengan jumlah yang sama sampai 6 kali (enam minggu).

· Cara pemberian dibuat alur sekeliling batang tanaman sedalam 3 cm. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang secara merata kemudian ditutup kembali dengan tanah. Setelah dipupuk, tanaman disiram air secukupnya.

· Disamping pupuk NPK juga perlu diberikan pupuk mikro (pupuk daun) Misal Gandasil D sebelum pembungaan dan setelah pembungan dengan pupuk gandasil B dengan dosis 2 gram per per liter air.

  1. PENYIRAMAN

· Tanaman disiram secukupnya setiap hari tergantung keadaannya. Juka media terlalu basah tanaman tidak perlu disiram.

· Menjelang pembentukan net (jaring) pada kulit buah, penyiraman dihentikan selama 1 minggu. Setelah jaring muncul sekitar 60%, tanaman disiram kembali secukupnya.

  1. PEMANGKASAN

· Pada cabang di ketiak daun pertama sampai kedelapan dipangkas.

· Cabang pada ketiak daun berikutnya dipelihara untuk produksi buah.

· Setelah tanaman mencapai 150 cm, tunas apikal (pucuk tanaman) dipotong.

  1. SELEKSI BUAH
  • Buah dibiarkan sampai sebesar telur ayam. Diantara buah-buah itu dipilih satu atau dua butir yang bentuk dan penampakaannya baik.
  • Pada saat buah sebesar bola tenis, tangkai buah diikatkan pada ajir
  1. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
  • Untuk pengendalian hama penyakit dapat konsultasi ke pemilik blog ini

SELAMAT MENCOBA SEMOGA SUKSES

YEN GAGAL!!........ RAPAPA SING PENTING WIS NYOBA.........!!!

”MLETHEK SRENGENGE”

HAMA TANAMAN JERUK

HAMA TANAMAN JERUK

1. KUTU LONCAT JERUK (Diaphorina citri)

Gejala:

­ Pada tunas atau daun muda berkerut, menggulung, akhirnya kering

­ pertumbuhan terhambat serta tidak sempurna

­ Adanya kotoran kutu berupa benang-benang putih menyerupai spiral

Tanaman Inang ] Kemuning, tapak dara

Pengendalian:

A. Cara Fisik Mekanis

Mengeradikasi tanaman inang lain yaitu kemuning dan tapak

dara

B. Cara Biologi

Predator Ú Curinus coeruleus, Coccinella repanda,

C. Tranversalis, Syrphidae, Chrysophidae dan

Lycosidae

Patogen Ú Metarrhizium sp., Hirsutella

C. Cara Kimiawi

­ Bila dijumpai satu serangga dewasa pada perangkap likat kuning

­ Dilakukan pada saat menjelang dan ketika bertunas dengan insektisida yang berbahan aktif Dimetoat, Imidakloprid, profenofos Metidation dll

2. KUTU DAUN

Kutu daun Coklat (Toxoptera citricidus Kirk)

Kutu daun hitam ( Toxoptera aurantii Boy)

Kutu Daun Hijau ( Myzus persicae dan Aphis gosypii)

Gejala:

  • Daun muda tampak mengkerut/keriput.
  • Bila jumlah serangga tinggi pertumbuhan agak terhambat
  • Kotoran serangga ditumbuhi oleh jamur Capnodium yang berwarna hitam menutupi permukaan daun, dan biasanya dijumpai semut yang menyukai kotoran kutu tersebut

Tanaman Inang ] Mempunyai banyak tanaman inangÚ Polifag

Pengendalian:

A. Cara kultur Teknis Ú Sanitasi terhadap Gulma

B. Cara Fisik Mekanis Ú Membunuh langsung bila tingkat serangan

tidak terlalu berat/luas

C. Cara Biologi

Predator Ú Famili Syrphidae, Coccinelidae, Crysophidae,

Lycosidae,

D. Cara Kimiawi

Aplikasi insektisida dilakukan bila 25 % tunas terinfeksi

Menggunakan Insektisida dengan bahan aktif dimetoat, metidathion, malathion, phospamidon, diazinon atau monocrotophos pada tunas tunas terserang

3. TUNGAU MERAH (Brevipalvus sp., Aceria sheldoni, Tetranichus )

Gejala:

  • Pada permukaan daun terdapat titik kuning/coklat.
  • Tangkai daun dan buah yang terserang berwarna perunggu
  • Serangan pada buah menyebabkan retakan-retakan coklat pada kulit buah

Tanaman inang ] Polifag Al: Kacang-kacangan, tanaman hias, gulma

terutama golongan dikotil

Pengendalian:

A. Cara Fisik Mekanis Ú Sanitasi kebun, Eradikasi gulma

B. Cara Biologi

Predator Ú Coccinella repanda, Coccinella tranversalis

C. Cara Kimiawi

Aplikasi dilakukan bila Aceria dijumpai 30% kuncup terinfeksi, Tetranichus dijumpai 10% tunas terinfeksi dan 2 % buah terinfeksi

4. KUTU DOMPOLAN (Planococcus citri)

Gejala:

® Tangkai daun berwarna kuning, kering dan buah banyak yang gugur

® Pada daun yang terserang ditumbuhi jamur hitam (Capnodium) dan pada bagian yang terserang terlihat adanya kutu putih seperti kapas

Tanaman Inang ] Jenis pupuk hijau, kopi dan beberapa gulma

Pengendalian:

A. Cara Kultur Teknis Ú Menjaga kebersihan kebun, sanitasi terhadap

gulma, cabang dan buah yang terserang berat

dipangkas dan dibakar

B. Cara Biologi

Predator Ú Coccinella repanda, C. tranversalis, Coccidiplosis,

Brumus saturalis

C. Cara Kimiawi

Aplikasi dilakukan bila 5% buah terinfeksi

Menggunakan insektisida sistemik

Rabu, 17 Juni 2009

PGPR

CARA PERBANYAKAN
PLANT GROWTH PROMOTING REZOBAKTERIA (PGPR)

PGPR adalah Bakteri sekitar perakaran yang dapat memacu pertumbuhan tanaman dan juga merupakan agens (mikroba) pengendali hayati yang menguntungkan bagi Tumbuhan. Bakteri ini hidupnya di sekitar perakaran (Rhizosper) di mana terdapat eksudat yang dikeluarkan akar sebagai nutrusi bagi mikroba. PGPR yang bersumber pada akar rumpun bambu, rumput gajah yang mengandung bakteri Pseudomonas flourenscens, Bacillus polymixa, Bakteri tersebut mampu memacu pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara, di antaranya:

· Mengeluarkan cairan yang mampu melarutkan mineral (misal pospat) sehingga menjadi unsur hara yang tersedia

· Merombak dan mengurai bahan organik (dekomposisi bahan organik) menjadi nutrisi tanaman

· Mengeluarkan enzim dan hormon yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman

· Mengeluarkan antibiotik yang mampu menghanbat pertumbuhan dan perkembangan mikroba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit)

Petani telah banyak mengembangkanbiakan dan menggunakan PGPR karena telah terbukti memacu pertumbuhan tanaman dan efektif mengurangi infeksi pathogen tular tanah (soil born), antraknosa dll. PGPR dapat digunakan untuk tanaman hortikultura, padi maupun palawija bahkan tanaman keras. PGPR sangat baik bila diaplikasikan pada saat tanaman muda, dipersemaikan atau pada benih tanaman. PGPR berbentuk cair berwarna coklat keruh dengan bau masam.

Cara pengambilan dan pembiakan PGPR

1. 100 gr akar bamba atau rumput gajah atau putri malu (sebagai biang) direndam selama 2-4 hari dalam 1 liter air masak yang telah di dinginkan

2. Membuat adonan bahan nutrisi bakteri dengan komposisi sbb:

· 400 gr gula pasir

· 200-400gr terasi

· 1 kg dedak halus/bekatul

· 10 liter air bening

· Penyedap rasa secukupnya

3. Adonan bahan nutrisi tersebut direbus sampai mendidih tunggu selama 15-20 menit dari mulai mendidih lalu diangkat dari atas kompor /tungku. Diamkan adonan tersebut sampai dingin (tunggu sampai temperatur adonan sama dengan temperature udara luar)

4. Peras adonan dengan kain sehingga menjadi larutan kental kemudian di campur dengan air rendaman akar rumput gajah

5. Masukan campuran larutan tersebut kedalam jerigen/wadah tertutup

6. Diamkan selama 7 hari. Tiap 2 hari sekali, diaduk (jerigen digoyang-goyangkan)

Cara Aplikasi

  1. Untuk Tanaman Padi: gunakan PGPR sebanyak 5 ml/liter air pada 3 hari sebelum tanam, 15 hst, 30 hst dan 45 hst dengan cara disemprotkan dengan volume semprot rendah (boros/ tidak berkabut)
  2. Untuk Tanaman hortikultura: Kocorkan PGPR sebanyak 5ml/l air tiap 2 minggu sekali.
  3. Untuk tanaman Keras: Kocorkan PGPR sebanyak 10 ml/l air tipa 1 bulan sekali

*) hst = hari setelah tanam.